Ilmu Budaya Dasar (Manusia Kebudayaan dan Manusia Kesusastraan)
NAMA : DYAH AYU NAWANG ULAN
NPM : 12116232
KELAS : 1KA25
DOSEN : IBU DIAH TURIS KAEMIRAWATI
MATKUL: ILMU BUDAYA DASAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki jenis kebudayaan yang beragam. Di
setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda pula oleh karena itu manusia
dan kebudayaan adalah satu hal yang tidak dapat dipisahkan karena dimana kita
tinggal disitu pula terdapat kebudayaan.
Manusia adalah makhluk sosial yang berinteraksi dengan satu sama
lain. Setiap manusia memiliki kebudayaan yang berbeda beda sesuai dengan
lingkungannya, walaupun demikian hal itu tidak menjadi hambatan. Ada beberapa
faktor yang menyebabkan perbedaan kebudayaan seperti faktor lingkungan, alam,
dan manusia itu sendiri dan berbagai faktor lainnya seiring dengan
berkembangnnya teknologi informasi.
Masih banyak yang belum dipaparkan secara jelas dan terperinci.
Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut maka dalam penyusunan tugas ini,
penulis memilih judul “MANUSIA DAN KEBUDAYAAN”
Keutuhan manusia sebagai pribadi dapat dimungkinkan melalui
pemahaman, penghayatan, dan meresapkan nilai-nilai yang terkandung dalam suatu
karya seni rupa sebagai salah satu bagian dari kebudayaan. Manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan yang dianugerahi pikiran, perasaan dan kemauan secara
naluriah memerlukan prantara budaya untuk menyatakan rasa seninya, baik secara
aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif.
Dalam kegiatan apresiatif, yaitu mengadakan pendekatan terhadap seni rupa
seolah-olah kita memasuki suatu alam rasa yang kasat mata. Seni rupa sebagai
karya seni yang nampaknya rupa seolah-olah hanya dapat dihayati dengan indra
mata. Maka itu kadang-kadang seni rupa itu lebih disamakan dengan seni visual.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian hakikat manusia.
2.. Mengetahui pengertian, unsur, dan faktor perubahan kebudayaan.
3. Mengetahui hubungan manusia dengan kebudayaan.
4. Mengetahui wujud dari kebudayaan.
5. Mengetahui orientasi nilai budaya.
6.
Mengetahui menegerti tentang konsepsi ilmu budaya dasar
dalam kesusastraan.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengetian Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan
oleh setiap manusia. Kata manusia berasal dari kata ” manu ” dari bahasa
Sanksekerta atau ” mens ” dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal
budi, atau bisa juga dikatakan ” homo ” yang juga berasal dari bahasa Latin.
Hal yang paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah
dapat dikatakan bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan
keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia. Manusia merupakan
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di antara
ciptaan yang lain.
Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan
kedudukan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Berikut penjelasan yang
lebih rinci mengenai makhluk individu dan makhluk sosial.
Pengertian
Manusia Sebagai Makhluk Individu
Manusia sebagai makhluk individu
mempunyai sifat-sifat individu khas yang berbeda dengan manusia lainnya.
Manusia berbeda dengan manusia lainnya. Manusia sebagai individu bersifat
nyata, yaitu mereka berupaya untuk selalu merealisasikan kepentingan,
kebutuhan, dan potensi pribadi yang dimilikinya. Hal tersebut akan terus menerus
berkembang menyesuaikan dengan perkembangan kehidupan yang dialaminya dan
pertumbuhan yang ada pada dirinya. Setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan
kemampuan pribadinya guna berbagai kebutuhan dan mempertahankan hidupnya
Pengertian
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk
sosial, artinya makhluk yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Setiap
manusia normal memerlukan orang lain dan hidup bersama-sama dengan orang lain
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kenyataan ini sesuai dengan pendapat
Aristoteles, menyatakan bahwa manusia adalah zoom politicon, yang berarti
selain sebagai makhluk individu.
Manusia
juga termasuk dalam makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan manusia lain.
Pada zaman purba, ketika kebutuhannya belum lengkap. Manusia sering memenuhi kebutuhannya
dengan membuat dan mencari sendiri. Namun dengan semakin meningkat kebutuhan
hidupnya, manusia membutuhkan orang lain untuk mendukung kehidupannya. Pada
perkembangan secara lebih luas dan kompleks, manusia membutuhkan tata
masyarakat, lembaga-lembaga sosial, dan juga membutuhkan negara.
2.3 Pengertian, Unsur,
dan Faktor Perubahan Kebudayaan
2.3.1 Pengertian
Kebudayaan
Secara etimologis kebudayaan
berasal dari bahasa Sansekerta “budhayah”, yaitu bentuk jamak dari budhi yang
berarti budi atau akal. Sedangkan ahli antropologi yang memberikan definisi
tentang kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah E.B. Tylor dalam buku
yang berjudul “Primitive Culture”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks
yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang didapat
manusia sebagai anggota masyarakat. Pada sisi yang agak berbeda.
Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai
keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata
kelakuan yang harus didapatkanya dengan belajar dan yang semuanya tersusun
dalam kehidupan masyarakat. Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan
hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang
semuanya tersusun dalam kehidupanan masyarakat.
Secara
lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia, yang
meliputi :
· Kebudayaan
materiil (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-benda ciptaan manusia,
misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan lain-lain.
· Kebudayaan
non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang tidak
dapat
dilihat dan diraba, misalnya agama, bahasa, ilmu pengetahuan, dan
sebagainya
2.
Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis), melainkan hanya
mungkin diperoleh dengan cara belajar.
3.
Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa masyarakan
kemungkinannya sangat kecil untuk membentuk kebudayaan. Sebaliknya, tanpa
kebudayaan tidak mungkin manusia dapat mempertahankan kehidupannya.
2.3.2 Unsur Kebudayaan
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada
tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan.
Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
1.
Kesenian
2.
Sistem teknologi dan peralatan
3.
Sistem organisasi masyarakat
4.
Bahasa
5.
Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
6.
Sistem pengetahuan
7.
Sistem religi
Pada jaman modern seperti ini budaya
asli negara kita memang sudah mulai memudar, faktor dari budaya luar memang
sangat mempengaruhi pertumbuhan kehidupan di negara kita ini. Contohnya saja
anak muda jaman sekarang, mereka sangat antusias dan up to date untuk mengetahui
juga mengikuti perkembangan kehidupan budaya luar negeri. Sebenarnya bukan
hanya orang-orang tua saja yang harus mengenalkan dan melestarikan kebudayaan
asli negara kita tetapi juga para anak muda harus senang dan mencintai
kebudayaan asli negara sendiri. Banyak faktor juga yang menjelaskan soal 7
unsur budaya universal yaitu :
1. Kesenian
Setelah memenuhi
kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan
psikis mereka, sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
2. Sistem
teknologi dan peralatanSistem
yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang
baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengan makhluk
hidup yang lain.
3. Sistem
organisasi masyarakat
S Sistem
yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk
yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing
antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
4. Bahasa
Sesuatu
yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk
mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang
dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
5. Sistem
mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem
yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang
baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengan makhluk
hidup yang lain.
6. Sistem
pengetahuan
Sistem
yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga
memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu
disampaikan agar yang lain juga mengerti.
7. Sistem
religi
Kepercayaan
manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran
bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
2.3.3 Faktor Perubahan
Kebudayaan
Pengertian perubahan kebudayaan sendiri
adalah adanya ketidak sesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling
berbeda, sehingga terjadilah keadaan yang ti- dak sesuai dengan fungsinya bagi
kehidupan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam
suatu bangsa tidak luput dari faktor-faktor yang mempengaruhi. Menurut Soerjono
Soekanto faktor-faktor tersebut terbagi menjadi 2, yaitu faktor intern dan
faktor ekstern.
Faktor
intern merupakan faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri yang
menyebabkan perubahan kebudayaan, yang diantaranya, perubahan penduduk,
seperti: Kelahiran, Kematian, dan Migrasi.
Adanya
penemuan baru, seperti: Adanya ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah
ada (Discovery), Penyempurnaan penemuan baru (Invention), dan proses
pembaharuan atau melengkapi atau mengganti yang telah ada (Innovation).
Konflik
yang terjadi di dalam masyarakat. Konflik dapat merubah kepribadian orang-orang
yang terlibat di dalamnya, misalnya menjadi pendiam, murung, tidak mau bergaul,
atau bahkan berusaha memperbaiki keadaan tersebut supaya menjadi lebih baik.
Pemberontakan
atau revolusi. Hal ini menyebabkan perubahan pada struktur pemerintahan pada
suatu negara.
Faktor
ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar masyarakat melalui interaksi
sosial yang mendorong terjadinya suatu perubahan kebudayaan, yang diantaranya: Peperangan.
Hal ini dapat menyebabkan perubahan yang mendasar pada suatu negara baik
seluruh wujud budaya perubahan alam. Pada zaman sekarang sebagian besar
hal ini disebabkan oleh tindakan manusia sendiri yang menyebabkan kerusakan
alam, seperti mebuang sampah sembarangan, penebangan liar, pembangunan terus
menerus di lahan pertanian, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat merugikan
manusia sendiri seperti kehilangan keluarga, tempat tinggal, harta benda, dan
sarana umum lainnya.
Pengaruh
budaya lain, seperti: Penyebaran kebudayaan (Difusi), Pembauran antar budaya
yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya (Akulturasi), dan budaya yang
lama sama sekali (Asimilasi).
2.4 Hubungan Manusia
dengan Kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia
dengan kebudayaan ketika manusia sebagai perilaku kebudayaan,dan kebudayaan
tersebut merupakan objek yang dilaksanakan sehari-hari oleh manusia.
Di dunia sosiologi manusia dengan
kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksud- nya walaupun keduanya berbeda
tetapi merupakan satu kesatuan yang butuh,ketika manusia menciptakan
kebudayaan,dan kebudayaan itu tercipta oleh manusia. Contoh-Contoh Hubungan Antara
Manusia dengan Kebudayaan :
1. Kebudayaan-kebudayaan
khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh:
Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak
permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2. Cara
hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)
Contoh:
Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang di besarkan di
desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di
antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya
pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value ).
3. Kebudayaan-kebudayaan
khusus kelas sosial
Di
masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial
tinggi, rendah dan menengah.
4. Kebudayaan
khusus atas dasar agama
Adanya
berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda
di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan
berdasarkan profesi
Misalnya:
kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu
semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul.
2.5 Wujud Kebudayaan
Wujud
kebudayaan dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:
1. Wujud
Gagasan
Budaya
dalam wujud gagasan/ide ini bersifat abstrak dan tempatnya ada dalam
alam pikiran tiap warga pendukung budaya yang bersangkutan sehingga tidak
dapat diraba atau difoto. Sistem gagasan yang telah dipelajari oleh setiap
warga pendukung budaya sejak dini sangat menentukan sifat dan cara berpikir
serta tingkah laku warga pendukung budaya tersebut. Gagasan-gagasan inilah yang
akhirnya menghasilkan berbagai hasil karya manusia berdasarkan sistem
nilai, cara berfikir dan pola tingkah laku. Wujud budaya dalam bentuk sistem
gagasan ini biasa juga disebut sistem nilai budaya.
2. Wujud
Perilaku (Aktivitas)
Budaya
dalam wujud perilaku berpola menurut ide/gagasan yang ada. Wujud perilaku ini
bersifat konkrit dapat dilihat dan didokumentasikan (difoto dan difilm). Contoh:
Petani sedang bekerja di sawah, orang sedang menari dengan lemah gemulai, orang
sedang berbicara dan lain-lain. Masing-masing aktivitas tersebut berada dalam satu
sistem tindakan dan tingkah laku.
3. Wujud
Benda Hasil Budaya
Semua
benda hasil karya manusia tersebut bersifat konkrit, dapat diraba dan difoto. Kebudayaan
dalam wujud konkrit ini disebut kebudayaan fisik.
Contoh:
bangunan bangunan megah seperti piramida, tembok cina, menhir, alat rumah tangga
seperti kapak
Orientasi
Nilai Budaya
Kluckhohn dalam Pelly (1994)
mengemukakan bahwa nilai budaya merupakan sebuah konsep beruanglingkup luas
yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai
apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain
saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.
Secara fungsional sistem nilai ini mendorong
individu untuk berperilaku seperti apa yang ditentukan. Mereka percaya, bahwa
hanya dengan berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl, dalam
Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara
emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang, malah merupakan tujuan
hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem nilai manusia
tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai tersebut merupakan wujud
ideal dari lingkungan sosialnya. Dapat pula dikatakan bahwa sistem nilai budaya
suatu masyarakat merupakan wujud konsepsional dari kebudayaan mereka, yang
seolah – olah berada diluar dan di atas para individu warga masyarakat itu.
Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap
kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly
(1994) kelima masalah pokok tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2)
hakekat kerja atau karya manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan
waktu, (4) hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari
hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
Pola orientasi nilai budaya yang hitam putih tersebut di
atas merupakan pola yang ideal untuk masing – masing pihak. Dalam kenyataannya
terdapat nuansa atau variasi antara kedua pola yang ekstrim itu yang dapat
disebut sebagai pola transisional. Kerangka Kluckhohn mengenai lima masalah
dasar dalam hidup yang menentukan orientasi nilai budaya manusia dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel
1. Skema Kluckhohn: Lima Masalah Dasar Yang Menentukan Orientasi Nilai
Budaya Manusia
Masalah
Dasar Dalam Hidup
|
Orientasi
Nilai Budaya
|
||
Konservatif
|
Transisi
|
Progresif
|
|
Hakekat
Hidup
|
Hidup
itu buruk
|
Hidup
itu baik
|
Hidup
itu sukar tetapi harus diperjuangkan
|
Hakekat
Kerja/karya
|
Kelangsungan
hidup
|
Kedudukan
dan kehormatan / prestise
|
Mempertinggi
prestise
|
Hubungan
Manusia Dengan Waktu
|
Orientasi
ke masa lalu
|
Orientasi
ke masa kini
|
Orientasi
ke masa depan
|
Hubungan
Manusia Dengan Alam
|
Tunduk
kepada alam
|
Selaras
dengan alam
|
Menguasai
alam
|
Hubungan
Manusia Dengan Sesamanya
|
Vertikal
|
Horizontal/
kolekial
|
Individual/mandiri
|
*)
Dimodifikasi dari Pelly (1994:104)
Meskipun cara mengkonsepsikan lima masalah pokok dalam
kehidupan manusia yang universal itu sebagaimana yang tersebut diatas berbeda –
beda untuk tiap masyarakat dan kebudayaan, namun dalam tiap lingkungan
masyarakat dan kebudayaan tersebut lima hal tersebut di atas selalu ada.
Sementara itu Koentjaraningrat telah menerapkan kerangka Kluckhohn di
atas untuk menganalisis masalah nilai budaya bangsa Indonesia, dan menunjukkan
titik – titik kelemahan dari kebudayaan Indonesia yang menghambat pembangunan
nasional. Kelemahan utama antara lain mentalitas meremehkan mutu, mentalitas
suka menerabas, sifat tidak percaya kepada diri sendiri, sifat tidak
berdisiplin murni, mentalitas suka mengabaikan tanggungjawab.
Kerangka Kluckhohn itu juga telah dipergunakan dalam
penelitian dengan kuesioner untuk mengetahui secara objektif cara berfikir dan
bertindak suku – suku di Indonesia umumnya yang menguntungkan dan merugikan
pembangunan.
Selain itu juga, penelitian variasi orientasi nilai budaya tersebut
dimaksudkan disamping untuk mendapatkan gambaran sistem nilai budaya kelompok –
kelompok etnik di Indonesia.
2.6 Pendekatan
Kesusastraan
Sastra berasal dari kata castra
berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan
macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan,
kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya. Sastra dalam arti
khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan
perasaan manusia. Seni tidak hanya berhubungan dengan tulisan tetapi dengan
bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran
tertentu
Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan
ilmu budaya dasar, karena materi-materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada
yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya Indonesia sanagat menunjukkan
adanya sastra dan seni didalamnya. Latar belakang IBD dalam konteks budaya,
negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut :
1.
Kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku
bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek
kebudayaannya, yg biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan
kedaerahan .
2.
Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus
menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran
sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena
pengaruhnya .
3.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan
perubahan kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai
budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah
diciptakannya.
Ilmu Budaya Dasar Yang
Dihubungkan Dengan Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan
yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya
lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Prosa
biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karena itu,
prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat,
serta berbagai jenis media lainnya.
·
Prosa lama :
1.
Hikayat: adalah salah satu bentuk sastra prosa,
terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita,
dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan
seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama. Sebuah
hikayat dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara atau untuk membangkitkan
semangat juang.
2.
Sejarah: Sejarah (tambo), adalah salah satu bentuk
prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang
diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta. Selain berisikan
peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan
silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama
3.
Kisah: Kisah, adalah cerita tentang cerita perjalanan
atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh : Kisah
Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke Jedah.
4.
Dongeng: Dongeng, adalah suatu cerita yang bersifat
khayal. Dongeng sendiri banyak ragamnya, yaitu sebagai berikut : Fabel, Mite
(mitos), Legenda, Sage, Parabel
·
Prosa Baru :
1.
Roman: Roman adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan
kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku
utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau
bahkan sampai meninggal dunia.
2.
Novel: Novel berasal dari Italia. yaitu novella
‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan
pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik.
3.
Cerpen: Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakan
sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di
dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan tetapi hal itu tidak
menyebabkan perubahan nasib pelakunya.
4.
Riwayat: Riwayat (biografi), adalah suatu karangan prosa
yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau
bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan
sampai meninggal dunia.
5.
Kritik: Kritik adalah karya yang menguraikan
pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang
isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.
6.
Resensi: Resensi adalah pembicaraan / pertimbangan /
ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar
pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti tema, alur,
perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran
tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
7.
Esai: Esai adalah ulasan / kupasan suatu masalah
secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa
berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya,
seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll.
Nilai-nilai Dalam Prosa
Fisik
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaannya pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalami sendiri peristiwa tersebut
Keistimewaannya pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalami sendiri peristiwa tersebut
2. Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sedikit informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi.
Fiksi memberikan sedikit informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi.
3. Prosa fiksi memberikan warisan cultural
Prosa fiksi dapat menstimulasi imaginasi dan warisan budaya bangsa.
Prosa fiksi dapat menstimulasi imaginasi dan warisan budaya bangsa.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi sesorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman dengan banyak individu.
Lewat prosa fiksi sesorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman dengan banyak individu.
Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan
Dengan Puisi
Puisi adalah Puisi (dari bahasa
Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana
bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti
semantiknya. Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja
pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun
perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan
dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai
perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain
itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke
dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja
(melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara
penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi
satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin
membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki
alasan untuk segala ‘keanehan’ yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi
keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara
puisi lama dan puisi baru, namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau
puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan
kaidah puisi itu sendiri yaitu ‘pemadatan kata’. kebanyakan penyair aktif
sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan
pada pokok puisi tersebut. Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang
membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya
adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia di ciptakan pada hakikatnya adalah makhluk sosial
yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia harus berinteraksi untuk mencapai
kebutuhannya dengan adanya interaksi kita akan terjalin hubungan silaturahim
dengan orang lain dan mengenal kepribadian satu sama lain seperti kepribadian
bangsa timur yang identik dengan tepo seliro atau tingkat toleransi yang tinggi
dan sebagainya.
Di setiap daerah pun memiliki budaya yang berbeda beda.
Kita sebagai manusia tidak dapat terlepas dari kebudayaan karena dimana kita
tinggal disitu pula terdapat kebudayaan. Kebudayaan sendiri memiliki wujud dan
orientasi nilai budaya.
Keutuhan manusia sebagai pribadi
dapat dimungkinkan melalui pemahaman, penghayatan, dan meresapkan nilai-nilai
yang terkandung dalam suatu karya seni rupa sebagai salah satu bagian dari
kebudayaan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang dianugerahi pikiran,
perasaan dan kemauan secara naluriah memerlukan prantara budaya untuk
menyatakan rasa seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun
secara pasif dalam kegiatan apresiatif.
Sastra berasal dari kata castra
berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan
macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan,
kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya. Masalah sastra
dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi-materi
yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan
seni.Budaya Indonesia sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya.
1.
Kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku
bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek
kebudayaannya, yg biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan
kedaerahan .
2.
Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus
menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan
pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun
terkena pengaruhnya .
3.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan
perubahan kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai
budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah
diciptakannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://anwarabdi.wordpress.com/2013/04/07/ibd-pengertian-kebudayaan/
http://atikkaa.blogspot.com/2012/03/faktor-faktor-yang-menyebabkan.html
http://atikkaa.blogspot.com/2012/03/faktor-faktor-yang-menyebabkan.html
Komentar
Posting Komentar