Perbandingan Sistem Cerdas Pembayaran Tol Pada 3 Negara di Asia
1. Indonesia
E-Toll adalah kartu elektronik
yang digunakan untuk membayar biaya masuk jalan tol di sebagian
daerah Indonesia.Pengguna e-toll hanya perlu menempelkan kartu untuk
membayar uang tol dalam waktu 4 detik, lebih cepat dibandingkan bila membayar
secara tunai yang membutuhkan waktu 7 detik. Penggunaan e-toll juga
mengurangi biaya operasional karena hanya diperlukan biaya untuk mengumpulkan,
menyetor, dan memindahkan uang tunai dari dan ke bank. Selain menjadi
langkah awal dalam modernisasi pengumpulan uang, penggunaan e-toll juga
dimaksudkan untuk mengurangi pelanggaran (moral hazard) karena petugas tol
tidak menerima pembayaran secara langsung.
E-toll menggunakan sistem RFID
(Radio Frequency Identification) memungkinkan transaksi dapat dilakukan jarak
jauh.
Rencananya, kartu ini akan
diaplikasikan untuk pembayaran bahan bakar di pom bensin dan sebagai
alat pembayaran di area peristirahatan (rest area) tol. Pada Juni 2017 juga
disosialisasikan, seluruh transaksi di gerbang tol menggunakan e-toll yang akan
dimulai pada Oktober 2017, untuk mengurangi kemacetan saat antrean dan langkah
selanjutnya dalam modernisasi (mempermudah dan mempercepat) pembayaran.
2. Malaysia
Jalan tol di Malaysia menggunakan
sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka layaknya tol dalam kota atau
lingkar luar Jakarta yakni pembayaran diatur di plaza tol. Membayar dahulu,
kemudian masuk. Sementara dalam sistem tertutup, pembayaran dihitung menurut
jarak perjalanan, pengguna mengambil tiket tol di plaza tol masuk dan membayar
tol di plaza tol keluar.
Ada dua sistem pembayaran tol
elektronik berlaku di Malaysia yaitu SmartTAG dan Touch 'n Go. Touch 'n Go
layaknya e-toll card yakni menempelkan kartu tol dalam mesin lalu pengemudi dan
pengendara bisa langsung jalan. Sedangkan SmartTAG seperti ERP (electronic road
pricing) di Singapura atau e-toll pass di Jakarta. Sementara pembayaran secara
cash masih diterima di setiap pintu tol. Jalan tol di Malaysia rata-rata
terdiri dari 3 lajur dan bahu jalan. Motor pun bisa melaju di jalan tol. Biasanya,
motor bebas bayar tol di Malaysia. Tapi hal ini tidak berlaku di semua tol,
karena di Jembatan Pulau Pinang dan Plaza Pulsa Tanjung Kupang di Jalur Kedua
Malaysia-Singapura sepeda motor dikenakan tarif tol.
3. Jepang
Di Jepang pembayaran nontunai menggunakan e-Toll sudah lama ditinggalkan dan dihentikan sejak 2006. Gantinya adalah pemanfaatan teknologi yang lebih unggul yakni sistem pembayaran tol elektronik otomatis atau electronic toll collection (ETC).
Penerapan ETC di Jepang dimulai sejak 2001 dan penghentian penggunaan e-Toll yang menyusul lima tahun berselang ditempuh untuk mengatasi kemacetan.
Supir tidak lagi berhenti untuk
mengeluarkan kartu, sekarang pintu tol dapat terbuka dengan sendirinya dengan
memakai alat itu dan jumlah yang harus dikeluarkan pun langsung diketahui. Hanya
melakukan pembayaran yang terhubung dengan kartu kredit.
Kesimpulan :
Dari ketiga Negara di atas, Indonesia merupakan negara yang tertinggal dibandingkan Jepang dan Malaysia. Pada negara Jepang dan Malaysia sudah menggunakan sensor yang tidak perlu menempelkan kartu meskipun beberapa orang masih menggnakan kartu ataupun uang tunai.
Dari ketiga Negara di atas, Indonesia merupakan negara yang tertinggal dibandingkan Jepang dan Malaysia. Pada negara Jepang dan Malaysia sudah menggunakan sensor yang tidak perlu menempelkan kartu meskipun beberapa orang masih menggnakan kartu ataupun uang tunai.
Jika
dibandingkan dengan Jepang, yang merupakan Negara maju dengan luas Negara yang
tidak terlalu besar, sehingga Negara tersebut bisa dengan mudah mengatur
infrastrukur dengan cepat dan rapi.
Lalu
jika dilihat dari segi teknologi, Jepang memang jagonya teknologi dan inovasi
sehingga sudah sepantasnya Negara Jepang lebih maju dari Indonesia.
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/E-Toll
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/2277449/ini-bedanya-tol-di-malaysia-dan-di-indonesia
Komentar
Posting Komentar